Selasa, 22 November 2011

Sekeranjang Harapan


oleh : Syaiful Hadi, Mahasiswa Sekolah Guru Ekselensia Indonesia 


berbaris saat hendak masuk ke kelas
masyaAlloh...” inilah ucapan pertama di hatiku, tertegun saat pertama kali kaki ini melangkah masuk ke sebuah ruangan persegi panjang, di pojok kanan belakang sebuah sekolah, di bilangan parung, Bogor. Jauh dari bayanganku selama ini, yang kudatangi bukan sebuah ruangan yang luas, bersih, dan rapi apalagi berAC. Bukan pula berisi anak-anak yang kaya dan IQ di atas rata-rata. Semuanya hanya biasa-biasa saja, bahkan lebih banyak yang lebih rendah dari biasanya. Semua jauh api dari panggang. Ruangan sederhana ini memiliki kedua sisi yang berdinding tembok, sedangkan sisi belakang terdiri dari tiga jendela kaca dan satu pintu yang selalu terbuka, tidak ada daun pintunya. Aliran udara di kelas terbantu dengan adanya kipas angin dan ventilasi di atas ruangan, namun siang ini kipas angin tidak menyala, aku tidak tahu, apakah masih berfungsi atau sudah rusak. Ruangan kelas yang hanya berukuran 5 x 10 meter ini semakin menjadi sangat sempit karena di isi oleh 33 siswa. Sepintas ruangan ini lebih mirip dengan gudang yang telah disulap menjadi ruang kelas. Memprihatinkan.

Keprihatinan ini semakin bertambah ketika melihat ada siswa yang berdiri di meja dan bernyanyi layaknya artis ternama. Berteriak-teriak dan jingkrak-jingkrak. Hatiku ciut, nyaliku mengecil, hampir hilang. Beberapa kemungkinan muncul tiba-tiba di kepalaku, mungkinkah aku bisa menguasai kelas ini? Atau mungkin aku hanya akan dianggap sebagai tunggul dan tidak akan didengarkan sedikitpun?

Ya Alloh, beri hamba kemudahan..” terbersit dalam hatiku saat hendak melakukan proses belajar mengajar. Berharap Alloh memberikan kemudahan kepadaku agar mampu memanajemen kelas dengan baik.

bismillahirrohman nirrohim..

ehemm..” aku berdehem, memberi isyarat agar siswa bisa memberi perhatian dan fokus. Semua mata kini tertuju ke satu titik, aku. Kemudian mulailah aku mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan satu hari sebelumnya. Aku mengakui bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas banyak yang tidak sesuai dengan RPP, terutama pemakaian waktu dan target yang sudah ditetapkan. Melihat antusiasme siswa yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran, aku menjadi lupa waktu yang disediakan, 35 menit. Begitupun siswa, mereka seakan lupa tentang kondisi ruangan yang sempit dan gerah. Lupa bahwa waktuku sudah habis. Tidak ada keluh kesah yang keluar dari mulut mereka. Wajah mereka tetap ceria, bersemangat menjemput masa depan dari ruangan sederhana ini.

Di ruangan sederhana itulah mereka mengukir pelangi kehidupan, meretas mimpi, menggapai cita dan harapan untuk masa depan yang jauh lebih bermakna. Menjadi anak-anak negeri yang berguna dan mampu berdiri di atas kaki sendiri. Mandiri dan tangguh. Berharap dari sarana yang memadai? mustahil. Sudah ada ruangan ini saja sudah sebuah hal yang subhanalloh. Atau berharap peningkatan pendidikan dari pengajar yang berkualitas? Mungkin, tapi pasti butuh waktu yang lama. Karena pengajar yang ada juga seadanya. Satu-satunya harapan adalah dari motivasi dan semangat yang bergejolak dalam dada diri masing-masing. Semangat inilah yang akan membedakan antara mereka dan mereka.

Seorang bijak pernah berkata “pada intinya manusia kalau bukan karena semangatnya, hanyalah seonggok daging dan darah saja”. Mereka adalah anak-anak yang dikarunia semangat yang tinggi. Anak-anak yang tidak peduli dengan keterbatasan yang ada, tidak peduli dengan kondisi ruangan yang sederhana dan seadanya. Semangat mereka akan membawa mereka melompati pagar lamunan kosong dan menerjang kesulitan-kesulitan. Aku yakin jiwa mereka tidak akan tenang dan hati mereka belum akan tentram sampai mereka meraih keinginannya dan memperoleh tujuannya. 

Semoga, semangat itu, tetap terjaga dalam dada mereka, sehingga tidak ada keluh kesah apalagi putus asa. Dari sinilah aku berharap akan terlahir generasi-generasi tangguh yang akan menjadikan Indonesia lebih berwibawa. Amin.

Sabtu, 19 November 2011

IMPERIUM III

adalah ide tentang bangsa-bangsa terunggul, dan manusia-manusia terbesar di dunia.
Pertama, bagaimana bangsa-bangsa terunggul di dunia diciptakan, sejarahnya, titik kebangkitannya, dan masa saat mereka menguasai dunia. Kedua, bagaimana manusia-manusia terunggul di dunia diciptakan, para pemimpin terbesar, orang-orang paling genius, serta pengusaha-pengusaha terkaya di dunia. Intinya adalah menemukan rahasia menciptakan peradaban dan manusia-manusia terunggul di dunia.

Kisahnya merentang sepanjang lebih dari 1 milenia, dari peradaban Islam sampai Superpower Amerika dan "keajaiban" ekonomi Jepang. Dari zaman jahiliyah sampai era information technology. Dari Nabi Muhammad sampai John F. Kennedy. Dari Leonardo da Vinci, Newton, sampai Einstein. Dari Rockeffeler sampai Bill Gates dan Jack Welch. Dari Mesin Cetak, sampai Wikipedia.

Ide ini dirangkai oleh Eko Laksono, bukan orang besar, hanya seorang manusia biasa, yang sedang belajar. Mungkin bila saya, Anda dan nanti banyak lagi orang mulai belajar, maka dunia akan berubah. Seperti peradaban-peradaban besar lainnya ketika mereka mulai belajar. Renaissance Italia, Revolusi Sains Inggris, Restorasi Meiji (Meiji Ishin) Jepang, dan tentu saja, Kebangkitan Nasional Indonesia 1908. Mungkin nanti, bila waktunya telah tiba, sesuatu yang besar akan terjadi lagi..

Rabu, 09 November 2011

...Mari Bermimpi...

sore hari ini dalam suasana mendung. mendung ini sudah sejak pagi. alhamdulillahnya walau hari ini mendung namun hati ini tidak mendung, bahkan cerah dan ceria. ditambah lagi dengan materi dari pak Zainal Umuri tentang Tuhan Inilah Proposal Hidupku. inspiratif, membuatku ingat akan cita-cita dan mimpi yang pernah sempat tertulis beberapa tahun yang lalu, namun entah kemana, raib. tinggal beberapa bagian mimpi yang masih ingat, dan ketika diminta menulis lagi, alhamdulillah ada beberapa mimpi yang sudah mulai nampak titik terangnya. semoga Alloh senantiasa memudahkan semua urusan kita. amin.

ternyata menulis semua harapan dan mimpi kita itu penting, agar kita terus ingat dan tidak salah menikung jika tikungan ada di depan kita nanti. penelitian yang pernah dilakukan Harvard Business School (1979 dan 1989) oleh Mark Mc. Cormark, menyimpulkan bahwa hanya ada 3% masyarakat yang punya rencana hidup yang jelas dan ditulis, 13% masyarakat yang punya rencana hidup yang jelas namun tidak ditulis, sedangkan sisanya 84% tidak memiliki rencana hidup yang jelas, hidup mengalir saja. untung kalo mengalir ke tempat yang benar, tempat yang baik, jika tidak, maka celakalah ia. hasilnya komunitas yang 13%, penghasilannya 2x kali lipat dari komunitas yang 84%, dan dahsyatnya komunitas yang 3% memiliki penghasilan 10x lebih banyak dari yang komunitas 97%. belum lagi kisah inspiratif mas Dananmg Ambar Prabowo, yang juga memulai dengan menuliskan seratus mimpinya di kertas. Ia memulai menulis mimpi sederhananya, tidak muluk-muluk, bisa masak nasi goreng. 

ada kata bijak yang bagus untuk direnungkan, pilih mana "gagal merencanakan atau merencanakan kegagalan?". sebenarnya aku juga bingung sih, hehehe... tapi sepertinya lebih baik kita gagal merencanakan, artinya kita sudah melakukan perencanaan. namun ketika rencana itu kita aplikasikan dalam kehidupan, tidak sesuai, rencana kita gagal. kita bisa melakukan evaluasi untuk melakukan perbaikan. sedangkan merencanakan kegagalan itu, bagiku ia tidak melakukan rencana sama sekali, maka nya gagal. whateverlah, intinya mah, rencana itu hal penting dan harus dilakukan dengan baik. 

nah, hari ini dapat ilmu, bahwa untuk menyusun rencana kehidupan kita, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan. 

1. kita semua adalah makhluk spesial, punya kelebihan yang luar biasa, dan jika itu dioptimalkan maka akan ada karya hebat yang mungkin akan melegenda.

2. tetapkan prestasi terbaik yang ingin anda raih (prestasi terbaik yang aku inginkan adalah  menjadi trainer nasional di bidang pendidikan dan memotivasi teman-teman yang unik (baca : cacat) sepertiku)

3. jadilah ahli (expert) di bidang yang kita inginkan. nah, untuk hal ini aku ingat sebuah teori yang disampaikan oleh teman selingkaranku, teori seribu jam. hanya dengan minimal seribu jam, maka barulah kita bisa menjadi ahli, maka berlatihlah setiap hari minimal 3 jam di bidang yang kita inginkan. jika ingin menjadi penulis, maka berlatihlah menulis setiap hari, jangan pikirkan bagus atau tidaknya, menulislah saja. begitu juga dengan yang lainnya. 

4. sempurnakan hidup kita mulai dari sekarang. menjadi lebih baik dari hari ke hari adalah sebuah kewajiban, begitulah, untuk meraih mimpi besar, maka kita harus menyempurnakan diri dengan membiasakan diri dengan sikap dan prilaku yang positif. 

5. sempurnakan lingkungan anda. teringat sebuah hadist "jika kita bergaul dengan penjual parfum, maka kita akan menjadi harum. sedangkan jika kita bergaul dengan pandai besi, maka kita akan bau asap". inilah mengapa kita perlu membuat lingkungan yang sempurna untuk menggapai impian kita. 

bermimpilah mulai dari sekarang, tuliskan, dan bekerja keraslah untuk menggapainya. mimpi kita memang besar, tapi Alloh kita jauh lebih besar dan maha dahsyat. Alloh akan menilai layak atau tidak mimpi itu terwujud pada diri kita.

Selasa, 08 November 2011

tikungan hidupku

memutuskan untuk jadi guru memang hal yang sangat dilemastis, guru yang saat ini dipandang sebelah mata dan susah dalam hal materi bukan sebuah pilihan ideal. tidak sedikit teman-teman yang heran dengan pilihan ini, "masa anak teknologi pangan kok jadi guru". ada juga yang mengatakan, "karena ga diterima kerja di mana-mana makanya jadi guru". ingin saya katakan kepada mereka "talk to my hand!!",hehe.. saya tidak peduli. biarkan mereka mau berkata apa, saya nyaman di sini, maka akan saya jalani maksimal. 

beginilah kehidupan, kita akan dihadapkan di persimpangan jalan dan harus memilih untuk menikung ke arah mana, terkadang tikungan yang kita pilih justru tidak sesuai dengan latar pendidikan kita, tidak sesuai dengan harapan orang tua, tidak sesuai dengan harapan teman-teman, dll. dan ketika kita sudah memilih tikungan yang akan kita lalui, maka kewajiban kita selanjutnya adalah melaksanakan kewajiban itu secara maksimal dan bertanggung jawab, bukan meratapi nasib dan menyesal berkepanjangan. kasihan tuh orang..

dan inilah pilihan hidup ku, masuk ke Sekolah Guru Ekselensia Indonesia, sebuah program dari makmal Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa. sebuah sekolah yang mendidik sarjana-sarjana muda selama 6 bulan untuk kemudian dikirim ke daerah marginal, terluar, dan perbatasan. seperti zaman dahulu ketika banyak mahasiswa yang juga mengajarkan baca tulis kepada masyarakat daerah terpencil. hasilnya luar biasa. tujuan dari program ini adalah menciptakan guru yang berkarakter dan berjiwa pemimpin. selain menjadi guru, kami juga akan diarahkan untuk menjadi trainer guru, mengasikkan dan menantang sekali sepertinya. 

kini, sudah hampir 2 bulan saya di sini, di SGEI angkatan 3. berkumpul dengan 31 orang aneh dan 'abnormal'. abnormal, karena jarang sekali ada pemuda yang mau ikut ke program seperti ini, yang sudah tidak memikirkan dirinya lagi, sudah berani memikirkan orang lain dan berbuat sedikit yang bermanfaat. di saat pemuda-pemuda lain masih sibuk dengan hura-hura, bersenang-senang, kami malah di jejeli kuliah pendidikan yang padat, di tambah lagi program asrama yang sudah bisa dipastikan mengambil semua waktu luang kami. bahkan weekend yang ingin kami gunakan untuk sekedar bersantai, terkadang harus hangus hilang karena ada acara insidental. menyesal?? ingin menyerah?? saya yakin dengan sangat, kami akan katakan dengan tegas "TIDAK!!! KAMI TIDAK AKAN MENYERAH"

saya sangat senang dan bersyukur berada di sini, berkumpul dengan 31 pemuda luar biasa dari 11 kota di Indonesia. semoga kalian juga tidak menyesal mengenal ku. 

have a great life!!

Minggu, 09 Oktober 2011

Totalitas Mencintainya

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya...

Pagi itu, meski langit mulai menguning, burung-burung gurun masih enggan mengepakkan sayap.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah,
“Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya maka taati dan bertakwalah kepadaNya. Kuwariskan dua hal pada kalian, AlQur’an dan sunnah. Barangsiapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama memasuki surga bersamaku.”

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Sedangkan dada Umar terlihat naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya telah tiba.

“Rasulullah akan meninggalkan kita semua”, desah hati para sahabat di kala itu.
Manusia tercinta itu hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda semakin kuat tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.

Ketika itu, seluruh sahabat yang hadir pasti akan menahan detik-detik yang diteteskan sang waktu, bila mungkin.

Matahari kian tingggi, tapi pintu kediaman Rasulullah masih tertutup. Di dalamnya beliau sedang terbaring lemah dengan kening yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Namun Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata putri Rasulullah itu sambil membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani sang ayah yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah,
“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah aku, Ayah. Sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Rasulullah menatap putrinya dengan pandangan yang menggetarkan, seolah beliau ingin menyimpan satu-satu bayangan wajahnya dalam ingatannya.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tetapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut menyertai.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia untuk menjemput ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.

Rasulullah tampak tidak lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Tidakkah Engkau senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’”, kata Jibril.

Detik-detik hidup sang manusia tercinta hampir habis, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik, seluruh tubuh beliau tampak bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini.”

Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.
“Jijikkah kau melihatku hingga kau palingkan wajahmu, Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang tega melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan tangannya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya.

“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat pun berpelukan menguatkan diri. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatii,” umatku, umatku, umatku.
Dan pupuslah kembang hidup manusia mulia itu...

Kini, mampukah kita mencintai Rasulullah
seperti beliau mencintai kita?
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi

Sekedar sebagai pengingat buat pribadi dan mengingatkan kalian Teman-teman...
atas orang yang seharusnya paling berhak menerima cinta terbesar kita, setelah Alloh.

Jumat, 22 Juli 2011

Murtadin vs Muallaf

Alhamdulillah aku selalu bersyukur atas nikmat iman dan islam yang sudah diberikan sejak lahir. yah, walau ini adalah agama yang merupakan warisan dari orang tua, namun aku sangat meyakini kebenarannya, insyaAlloh. namun, hati ini akan selalu bergetar dan kagum dengan saudara-saudara muslim ku yang mendapatkan anugerah iman dan islam karena perjuangan dan pencariannya. mendengar kisah pencarian mereka sungguh mengagumkan, dari keraguan dalam konsep agama mereka, berdiskusi dengan seorang ustadz atau ulama, memeutuskan masuk islam, di kucilkan dari keluarga, terusir, dan lainnya. 

dan kemarin, akhirnya aku mencari pidato atau ceramah singkat tentang muallaf, alhamdulillah dapat di pakdenono.com, di situs itu ada ebook islam gratis, ada mp3, dan lain-lain.

ceramah yang paling aku suka adalah ceramah Murtadin vs Muallaf. dalam islam, murtadin adalah mantan umat islam dan kini telah keluar dari islam, sedangkan muallaf adalah mantan agama lain yang sekarang sudah masuk islam. dalam mp3 itu dihadapkan tiga orang murtadin dan tiga orang muallaf. nah beberapa hal yang bisa aku share diantaranya :
  1. orang yang mendapatkan anugerah iman dan islam umumnya adalah orang-orang yang benar menggunakan akalnya, mereka adalah mantan para aktivis gereja yang giat mendalami agamanya dahulu. namun semakin mereka mendalami, maka semakin muncul keraguan akan konsep ketuhanan dalam agama lamanya itu. keraguan ini membuat mereka giat mempelajari ilmu perbandingan agama, beruntung bagi mereka yang berani mendalami perbandingan agama dari sumbernya masing-masing. belajar agama islam ke ustadz, keingintahuan inilah yang akhirnya mendorong mereka memeluk islam.
  2. kalau kebanyakan muallaf adalah dahulunya aktivis gereja, kebalikannya justru terjadi pada orang murtadin. kelompok ini yang sudah masuk ke agama lain, bisa dipastikan dahulunya adalah bukan seorang ustadz atau ulama, hayo, adakah yang pernah dengar mantan ulama yang sudah murtad? kebanyakan orang yang pindah atau keluar dari islam adalah dahulunya adalah orang-orang yang pemahaman agama islamnya dangkal. makanya penting bagi kita untuk selalu membentengi diri dengan menuntut ilmu terus-menerus.
  3. kita mendapat anugerah islam adalah karena warisan orang tua, ini wajib kita syukuri. yah seperti warisan, banyak orang yang tidak memanfaat warisan ini dengan baik dan benar. hal ini diakibatkan karena ia tidak bersusah payah mendapatkan islam. tapi tidak sedikit juga yang memanfaatkan dan mengembangkan warisan islam ini dengan baik dan benar. berbeda dengan para muallaf yang mantan aktivis gereja, dahulu mereka adalah para umat kristiani yang taat maka setelah menjadi muslim ia juga akan menjadi taat dan akan memegang syariat islam ini dengan sangat kuat.
tiga hal ini yang aku bisa ambil dari ceramah yang aku dengar tadi malam, lumayan. bisa menggetarkan hatiku dan mudah-mudahan bisa meningkatkan kualitas iman di dada. amin.. selamat menyambut ramadhon teman-teman.. 

Kamis, 21 Juli 2011

..memilih pilihan hidup..

"ah, ngapain kerja sama orang, kita ga akan kaya, waktu habis, dll"
"berwirausaha itu tidak pasti, kalau rugi bagaimana?"
"gw ga mau deh jadi PNS, ga produktif, cuma datang ke kantor, gabut, terus dapat gaji" 

pernah dapet komen2 begitu? atau mungkin komen yang lain? siapapun berhak mengeluarkan pendapatnya masing-masing, cuma alangkah lebih baik jika kita berkata yang sudah kita pikirkan dan bermanfaat.. 

jadi karyawan, berwirausaha, PNS, ataupun melanjutkan kuliah ke jenjang berikutnya adalah sebuah pilihan pasca kampus yang akan atau sudah kita jalanin. keempat2 nya gak ada yang salah, semua punya sisi baik dan buruk masing-masing, terserah kita mau masuk yang mana, dan jangan sampai kita mengeneralisir, karena melihat PNS yang gabut, lalu kita bilang PNS gak baik, ini ga bener.. padahal yang salahkan bukan pekerjaan PNS nya kan? yang salah itu orangnya yang tidak optimal bekerja.. 

kita harus memilih salah satu yang menurut kita baik, dan alangkah baiknya jika pilihan itu sudah kita tentukan jauh sebelum kelulusan kita, cuma sayangnya sebagian besar mahasiswa kita baru akan memilih justru setelah wisuda, setelah kelulusan, makanya ga jarang kita lihat teman kita yang mencoba semuanya, daftar kerja iya, apply beasiswa juga, ditambah lagi iseng2 berwirausaha.. akhirnya ga ada yang dilakukan total, semua alakadarnya, ya hasilpun juga akan alakadarnya.. (yah kayak yang sekarang ane lakukan.. hehe..)
sekarang bagiku, menentukan pilihan itu dengan beberapa pertimbangan, ada minimal 4 hal yang jadi pertimbanganku dalam menentukan pilihan itu, apa aja, yuk mari.. di simak ya.. :
  1. keselamatan agama, ini penting. hidup cuma sebentar, dan jangan sampai hidup yang sebentar ini membuat kita lalai mempersiapkan kehidupan yang abadi. ya kan? makanya jika kalian bekerja namun untuk beribadah ga leluasa, maka lebih baik keluar dan cari yang lain. ah tapikan susah nyari kerja? hey, apakah selama ini kamu tidak sadar bahwa hidup mu itu sudah dijamin, Alloh ga mungkin menyia-nyiakan hambaNya yang sungguh-sungguh mendekat kepada Nya.
  2. ilmu, ini juga hal yang sangat baik. pilihan kita di pasca kampus juga harus mempertimbangkan apakah pilihan itu bisa menambah kelaitas ilmu kita atau tidak? bisa menambah wawasan atau tidak? dll. bagaimana mungkin kita akan menghadapi jaman yang dinamis ini dengan ilmu yang statis? maka pertimbangkan kualitas ilmu dalam pilihan kita.
  3. kesehatan. hal ini berkaitan dengan beban kerja yang akan kita lakukan, sesuaikah dengan kemampuan fisik kita atau tidak, kan ga lucu kalau kita dapat gaji besar namun kita sakit.. 
  4. gaji, yang ini, kita semua taulah, standar kita masing-masing pasti akan berbeda. 
oke, paling tidak itu empat hal yang jadi pertimbanganku dalam menentukan pilihan hidup selama ini, jangan risau, buktinya selama ini, aku masih hidup dan kebutuhanku senantiasa terpenuhi. pertimbangan kalian mungkin akan berbeda denganku, tergantung latar belakang hidup kita. cuma jadikan keselamatan agama juga sebagai pertimbangan kalian.  selamat berkarya!!

Senin, 11 Juli 2011

ah, ini cinta...

pernah jatuh cinta?? petanyaan yang sepertinya tidak harus dijawab.. sudah pasti kita semua pernah jatuh cinta kan, bahkan mungkin banyak yang sudah mulai suka kepada lawan jenis sejak masih di SD, iya kan? sudahlah, mengaku saja.. dulu, aku juga kelas 4 SD dapet surat cinta pertama kali, yang di tengah-tengah surat tertulis dengan huruf kapital I LOVE YOU... hahaha, cuma kalimat dalam bahasa inggris itu yang aku ingat, sisa nya ga tau, lupa...

bahkan hewan, yang jauh lebih rendah derajatnya dari kita, juga Alloh anugerahkan perasaan suka terhadap lawan jenis ini, buktinya ga adakan ngeliat kucing homo atau lesbi? mana ada.. yang ada itu manusia homo atau lesbi, aneh dan menjijikkkan. banyak yang menggunakan pikirannya untuk menciptakan hal-hal baru yang jauh dari fitrah manusia.


CINTA, yang hanya terdiri dari lima huruf, sebuah kata yang sangat singkat, namun sejarahnya tidak sesingkat kata itu sendiri. Lihatlah bagaimana sang Adam tergoda mengambil buah yang terlarang karena cintanya kepada sang hawa, lihatlah kemudian anaknya saling bunuh juga karena cinta. CINTA telah menyejarah jauh dari zaman nabi Adam hingga sekarang dan akan terus menyejarah hingga akhir dunia. Bahkan adanya neraka dan syurga juga merupakan cerminan CINTA dari sumber CINTA itu sendiri, Allah azza wajalla..

CINTA adalah anugerah, ia lah yang menyebabkan kita ada. Maka keberadaannya pada diri ini tidak perlu diingkari. Tidak perlu jadi rahib hanya untuk mulia, itu salah, melanggar fithrah manusia. Mencintailah.. mencintai dengan segenap jiwa, mencintailah dengan segenap hati, karena Allah juga menciptakan satu hati agar cukup hanya diberikan kepada satu orang saja. Memang boleh empat bagi kaum adam, tapi satu jauh lebih baik kalau dikhawatirkan tidak bisa adil. Nah sang, pembicara ta’lim pagi ini mengatakan bahwa paling tidak ada tiga hal yang harus diperhatikan saat rasa CINTA ini tumbuh dalam hati kita.
  • Sumber CINTA kita
“CINTA” kata Ibnul Qayyim Al jauziyah “akan hilang dengan lenyapnya sebab”. Berdasarkan ajaran CINTA ini maka dapat kita simpulkan bahwa SEBAB adalah nyawa bagi CINTA kita. Yah, semua ada sebabnya, begitupun mencintai seseorang. Ada yang karena ketampanan dan kecantikan, ada yang karena harta dan kedudukan, ada yang karena keturunan, dan sebab-sebab lainnya.
“maka bohong jika kalian mengatakan bahwa CINTA kalian abadi” Ibnul Qayyim melanjutkan “jika yang menjadi SEBAB cinta kalian hanya kecantikan fana”. Ya, CINTA kita tidak akan abadi jika yang jadi SEBAB utama hanya cantik, tampan, kaya, jabatan, dll. Mencintailah karena Allah, DIA lah dzat yang abadi, mencintai karena Allah tidak hanya akan membuat cinta kita abadi, namun CINTA ini akan mulia dan juga barokah.
  • Manajemen CINTA
“mencintai seseorang” kata mas Salim A Fillah dalam bukunya Jalan Cinta Para Pejuang “adalah mengambil kesempatan atau mempersilahkan, ia tidak akan meminta untuk menunggu”. Bergetar hebat hati ini saat membaca kalimat itu, ya Allah berapa banyak dosa yang telah aku lakukan, aku pernah mencintai seseorang, tapi aku tidak berani mengambil kesempatan itu, tidak berani menawarkannya untuk menjadi ustadzah pesantren peradaban yang akan aku bangun dirumahku, namun aku juga tidak rela melepaskannya. Astaghfirulloh…
CINTA adalah mengambil kesempatan atau mempersilahkan.. hanya itu, CINTA tidak akan meminta untuk menanti. Mengambil kesempatan artinya adalah mengajaknya menikah, sedangkan mempersilahkan adalah mengikhlaskan kalau dia yang kita cintai dinikahi oleh orang lain. Cinta tidak memintanya menanti tanpa kepastian dalam hubungan yang biasa disebut pacaran, tidak memintanya menanti dalam bentuk “tek-tekkan”, aduh, bingung bahasa indonesianya apa..
“CINTA adalah mengambil kesempatan atau mempersilahkan”
  • Hasil CINTA kita
CINTA yang produktif adalah cinta yang bisa menghasilkan generasi-generasi mujahid, generasi pengahafal Quran, generasi militan, dan generasi yang bermanfaat bagi lingkungan. “sungguh” kata nabi dalam sebuah hadistnya “manusia yang paling baik adalah manusia yang paling baik bagi lingkungannya”.

Jumat, 08 Juli 2011

...Tulisan pertama dimuat di Republika 09 Juli 2011...

kami adalah pria-pria kesepian, yang memanfaatkan waktu pagi untuk mendownload beberapa hal yang mungkin bermanfaat, selepas sholat shubuh bertiga langsung ke kampus IPB untuk 'berselancar'.. wuzz.. wuzz.. kecepatannya mantab gan.. alhamdulillah...

dan pagi ini, menikmani weekend, aku cuma download dua film doang, di ganool.com.. sisa nya download lagu-lagu lawas, westlife dan maher zain.. nice songs..

pukul 7.29.. hape ku bergetar, aku pikir dari someone that i'm always waiting your message (my Mom).. ternyata bukan..

"Gak percuma editan ente bung! Tulisan ane dimuat di Republikaaa...." singkat, dari Rokhmani, nama pena nya kalau ga salah Raikhani el Fikri..

oh, sms singkat ini membuat hati ku bergetar hebat (halah, kayak lirik sheila on 7 aja..), tapi yang pasti aku sangat senang, Rokhmani memang pantas mendapatkannya, usahanya giat, tekun.. "..barangsiapa yang berbuat sesuatu (kebaikan) walau sebesar biji zarrah pun, pasti akan dibala (oleh) Alloh..", dan kini semuanya terbukti, Rokhmani sudah melakukan usahanya maksimal, dikirim, dan tawakkal.. selamat..

*****

sahabat, aku selalu ingat nasihat dari seorang ulama, ketika aku mengunjunginya.. "nak, kita hidup di dunia ini cuma sebentar, sangat sebentar.. maka jangan sia-siakan waktu yang sebentar ini"
"dan kewajiban kita di dunia ini hanya tiga hal nak, ingat hanya tiga hal! yang pertama adalah niat yang baik, kemudian sempurnakan ikhtiar, dan terakhir bertawakkallah kepada Alloh, cuma itu yang harus dilakukan di setiap amal kebaikan di dunia"

Sip, dan sadar atau tidak Rokhmani, sahabatku, mungkin sudah melakukan ketiganya dengan sangat sempurna. sekali lagi selamat, aku tunggu tulisan berikutnya bung..

...bidadari ku...


Tulisan ini dibuat di Bogor, 26 Januari 2011

Pagi ini aku masih tak percaya dengan segala yang terjadi di hari kemarin, Selasa 25 Januari 2011. Kejadian yang luar biasa dan jelas sekali terasa ada tangan-tangan tak terlihat yang sangat membantu ku, semoga selembar kisah ini bisa memacu semangat temen-temen yang membaca. Ini note lumayan panjang, semoga selesai membacanya, bagus banget, sumpah!! (hehe...)

***

Pagi itu, aku memang sudah Janji dengan dosen pembimbing untuk koreksi akhir skripsi ku, maka ku niatkan datang ke SEAFAST (Southeast Asian Food Agricultural Science and Technology) lebih awal, jam 07.30 WIB, dosen pembimbing ku memang terkenal dengan kesibukan dan perfeksionisnya, maka aku harus bisa menyesuaikan jika janji ketemu dengan beliau. Dari beliau aku banyak belajar, pernah suatu ketika aku di marah habis-habisan karena lupa dan tidak membiasakan mengucapkan kata ‘InsyaAllah’ ketika membuat janji dengan beliau.

Pagi itu, beliau datang lebih pagi dari biasanya, jam 07.50 WIB beliau tiba di SEAFAST maka aku pun langsung menemuinya. Menyerahkan revisi skripsi ku, beliau melihat-lihat dan membacanya sebentar, terutama di bagian yang di koreksi oleh beliau sebelumnya,
“oke syaiful, ini sudah bisa di perbanyak dan di hard cover..” kata beliau
“baik bu..”
“kira-kira kalau saya minta tanda tangan ibu dulu di lembar pengesahan bisa atau tidak bu, agar saya bisa menyelesaikan pendaftaran wisuda secepatnya?” tanya ku penuh harap agar beliau mengiyakan.
“oh, gak bisa.. kamu harus hard cover dulu.. besok ketemu saya lagi pagi-pagi seperti ini”
“baik bu..” jawab ku pasrah.

            Wajah ini memang tidak bisa bohong, sumringah, skripsi akhirnya di ACC dan bisa segera diperbanyak. Alhamdulillah. Di luar ruangan aku menemui adik ku yang kebetulan sedang magang di SEAFAST, aku meminta doanya agar aku bisa segera menyelesaikan skripsi ini.
            Aku buru-buru dan harus segera keluar, ke Bara (nama jalan, tempatnya mahasiswa IPB menghabiskan sebagian uangnya, bisa dikatakan bahwa Bara adalah pusat kegiatan perekonomian di daerah kampus IPB). Langkah awal yang ku lakukan adalah survei harga jilid hard cover skripsi,
“15rb mas, besok baru bisa diambil..”
“Kalau sore ini jadi, bisa tidak?” tanya ku
“bisa, tapi harga nya 20rb.. 2 jam juga bisa jadi tapi harganya 25rb..” kata beliau..
“oke deh mas, saya tanya-tanya ke tempat lain dulu..”

Pindah ke fotokopian lain..

“15rb mas, ntar malam jadi..” kata beliau
“oke deh mas.. tapi saya harus ngeprint sebagian dulu yang berwarna..” aku langsung setuju.

Disinilah, awal semua keajaiban itu bermula, awal dari munculnya tangan-tangan maha dahsyat yang senantiasa membantuku seharian. Semua ada sebabnya, ya semua ada sebabnya. Tidak ada yang datang dengan Cuma-Cuma, semua ada sebabnya! Sekali lagi, semua ada sebabnya!! Maka kita mengenal hukum sunnatullah, bahwa semua kejadian di alam ini semua ada sebabnya!
           
HP ku bergetar, ada yang nelpon..
“ah, mengganggu saja..” pikirku sambil tetap melototin layar komputer, sedang ngeprint. Ku ambil HP ku dengan malas..

Umi Q memanggil..

“oh, mamak, kirain siapa..” pikirku
“Assalamu’alaikum mak, apa kabar? Ada apa?” tanya ku membuka percakapan, masih sambil melolotin layar komputer.
“uang 1.2 juta kemarin udah nyampe belum?” tanya beliau.
“wah, aku belum cek mak, insyaAllah nanti deh, sekarang belum sempet.. alhamdulillah skripsi ku udah di ACC sama dosen, sekarang mau ngejar buat ngurus-ngurus daftar wisuda Februari”
“yang daftar udah berapa sekarang?” tanya beliau
“kemarin udah 628 orang, kayak nya hari ini bakal rebutan daftar.. DOAKAN ya mak, semoga bisa dapat Februari..”
“insyaAllah, barusan aja mamak sholat dhuha juga doain kamu biar bisa wisuda Februari, biar Yudi (adikku yang sedang magang di SEAFAST) bisa ngeliat kamu wisuda”
“iya mak..”
“ya udah, ntar kalau uang nya udah di cek, sms ya..”
“iya mak..”
“Assalamu’alaikum..”
“wa’alaikumsalam”

Deg!!

Aku teringat sebuah nasihat dalam buku “ Tujuh Keajaiban Rezeki”nya Ippho Santosa, “Mintalah bantuan kepada dua bidadari” dalam hidupmu, inilah langkah awal yang harus dilakukan jika kita ingin mendapatkan keajaiban, ya dua bidadari! “ibu dan istri kita”, doa-doa mereka luar biasa dahsyat!! Buktikanlah!! Sekarang aku baru bisa meminta pada satu bidadari ku, wanita luar biasa, wanita yang pendidikan SD nya tidak selesai, wanita yang dalam pelukan nya aku tentram, yang senyumnya meneduhkan, wanita yang telah mengorbankan segalanya, buat ku dan saudaraku yang lain. Ibu, maafkan jika selama ini aku belum bisa membanggakanmu.

Entah kenapa, aku berubah pikiran drastis. Ada bisikan yang meminta untuk mempercepat penjilidan skripsi ku.
“mas, yang dua jam aja deh... berapa ya?” tanya ku kepada tukang fotokopian..
“20rb mas..”
“oke deh, deal..”
“tinggalin aja no HP nya mas, kalau udah kelar nanti saya sms.. insyaAllah jam 12an”
“sip..”

Aku kemudian menghubungi sahabatku, Rachmat Widyanto (Anto), lelaki kurus dan berambut keriting ini adalah sahabat yang aku banyak belajar darinya, belajar untuk saling membantu, untuk memudahkan urusan orang lain ketika orang itu meminta bantuan. Anto adalah orang yang tidak pernah mengatakan tidak ketika aku meminta bantuan nya, entah sudah berapa kali aku meminta bantuan nya. Kali ini, Anto pun mengiyakan saat aku meminta bantuan nya. Orang ini dahsyat!!

Singkatnya, jam 11 ternyata skripsi kelar. Dan sejak jam 11 itu, kaki ku tidak pernah berhenti melangkah hingga Ashar.

“syaiful makan dulu aja..” kata pegawai TU jurusan ku
“iya bu nanti dulu, sebentar lagi selesai nih..”

Bahkan ada penjual makanan yang tiba-tiba nyeletuk ketika aku lewat di depan nya
“mas ga capek ya?” tanya beliau heran ketika aku yang cacat ini dari tadi mondar mandir di depannya.
“capek mbak, sangat capek malah..“ jawab ku sekenanya, karena memang masih banyak yang harus dikerjakan.

Jam 3an sore, semua kelar. Sekarang harus ke rektorat, tahap akhir untuk dapat no urut wisuda. Baju ku sudah basah kuyup oleh keringat, kaki kiri ku, satu-satunya tumpuan sudah sangat lelah. Luar biasa lelah.

“to, antum duluan aja, bawain berkas-berkas ane ke rektorat, daftarin dulu.. ane kan ga bisa jalan lebih cepat lagi, takut quota wisuda 800 itu penuh”
“oke..”
Anto langsung membawa berkas ku dan berlari ke rektorat.

            Di tengah jalan, aku bertemu temen ku, mishbah, jurusan Fisika.
“ente udah daftar wisuda mish? Udah berapa sekarang yang daftar?”
“udah penuh pul, ane ga dapet Februari..”

Deg!!

Ya Allah, batinku basah, menangis, sedih, ingin teriak, ingin marah, capek luar biasa. Ya Allah.. sia-sia kah perjuangan ku hari ini untuk bisa sekedar wisuda Februari? Sia-siakah perjuangan ku hari ini untuk sekedar membahagiakan wanita yang telah mengorbankan segalanya? Sia-siakah??

“ente pulang aja pul, udah penuh.. ane aja di suruh daftar besok untuk wisuda Mei..” suara mishbah membuyarkan lamunan ku.
“ane mau ketemu temen dulu di rektorat..”

Hati ini masih basah, banjir mungkin. Sudah penuh quota itu, pupus semuanya. Capek yang kurasakan menjadi semakin luar biasa dahsyat! Ya Allah..

Dari kejauhan aku melihat Anto, ku lambaikan tangan isyarat semua nya telah berakhir. Tapi Anto tidak membalas, mungkin tidak melihat. Ia sibuk dengan HP nya.

HP q bergetar, one message!!
Read..

“antum harus bersyukur akh, an juga. Alhamdulillah..” sms ini begitu singkat, dari Anto!

Allahuakbar!! Batin basah ini berteriak, apa maksudnya? Berhasilkah aku masuk daftar wisuda Februari? Bukankah mishbah bilang sudah penuh? Ah, aku tidak mau banyak berharap lagi. Aku percepat langkah ini ke arah Anto.

“mana berkas fotokopian antum, masih ada yang kurang nih..” kata Anto
“ane dapat Februari to?” tanya ku hampir tak percaya, ya! Aku belum percaya. Mishbah mengatakan quota penuh.
“iya, nih no urut antum”

794!!

Allahu akbar, aku hampir menangis, bahagia. Luar biasa bahagia.

“mana fotonya mas” tanya pegawai rektorat itu, bapak penjaga itu berdua. Terlihat wajah mereka iba melihatku, baju ku basah kuyup oleh keringat. Karena memang dari jam 11 tidak berhenti melangkah kesana kemari. Bahkan makan siang saja aku belum sempat, tidak lapar. Belum terasa.

Selesai! Sekarang capek ini terbayar manis sekali. Aku, Anto, dan adikku Yudi, jalan hendak pulang, terlihat seorang wanita menangis di rektorat, ia tidak masuk wisuda Februari, quota penuh. Ah, kasian dia, pasti ia juga merasakan kelelahan yang juga luar biasa, pasti ia juga telah menghabiskan banyak biaya untuk perjuangan ini, untuk hanya mendapatkan satu quota saja.

***


Sahabat, selalu mintalah bantuan kepada kedua bidadari kita, mintalah doanya, mintalah keridhoaan nya, kita semua tau bahwa Allah pasti meridhoi kita jika orang tua kita ridho. Tanpa mengesampingkan sang ayah, tapi memang rasulullah mengatakan,

“ibu mu.. ibu mu.. ibu mu.. bapak mu”

Ibu kita, tersebut 3 kali.. ah, kalian sudah tau semua apa maksud nya!

...Senar kehidupan kita masih terus bergetar, mari kita getarkan seharmoni mungkin agar nada dan irama yang ditimbulkan menjadi merdu dan indah...

Selamat berjuang, semoga bermanfaat!
Tulisan ini juga sebagai ucapan terimakasih yang luar biasa buat sahabat ku, Rachmat widyanto.

Allohuakbar, aku ditolak!!


Hidup itu pilihan, iya kan? Ketika bangun pagi-pagi kita sudah dihadapkan oleh dua pilihan, segera bangun dan segera sholat shubuh atau tarik selimut dan melanjutkan ‘merangkai mimpi’ yang belum tuntas? Ketika kita sudah bangun dan akan sholat, kita juga akan dihadapkan oleh pilihan berikutnya, sholat di masjid atau di kamar saja.. begitulah sepanjang hidup kita, semua adalah pilihan. Maka hidup adalah seni memilih pilihan yang bijak dan tepat.

Begitulah, ketika aku memilih untuk menggenapkan agama tanpa melalui ritual pacaran, itu juga pilihan. Mungkin banyak orang yang menganggap aneh, bahkan keluargaku sendiri juga mempertanyakan,

“emang bisa langgeng begitu pul?”

“kan kalian belum saling kenal?”

“rumah tangga itu untuk selamanya lho, jadi kenali dulu calonnya, pacaran dulu aja beberapa bulan, biar kenal..”

Dan bla.. bla.. bla..

Tapi untungnya aku selalu bisa meyakinkan seluruh keluarga dan kemudian meridhoi dan meminta ku melanjutkan langkah berikutnya.

“silahkan akh buat biodata antum” kata Murobi ku (guru ngaji).

“iya ustadz, dan kalau bisa coba dengan akhwat ini ya ustadz” aku memang menyodorkan nama ke ustadz ku, bukan karena aku sangat mencintainya, bukan! Bukan pula karena sudah berinteraksi sering, bukan! Bahkan no HP nya saja aku tak punya, sengaja aku hapus. Aku hanya mencoba, dan aku yakin aku bisa mencintainya (nanti).

Setelah ini, hanya akan ada dua kemungkinan, diterima atau ditolak, just it! Nothing else..

Mulailah ritual menunggu dilakukan, diiringi dengan doa, dan lainnya. Dan nyaris dua bulan tanpa jawaban dan kepastian. Ternyata menunggu itu memang membosankan, trust me!!

“mungkin memang berat mengatakan iya untuk ajakan menikah dari orang seperti ku” pikirku dalam hati.

“bukan akh, mungkin ia susah menolak ajakan menikah dari orang seperti antum..” hibur seorang kawan.

Dan hingga suatu malam, dengan segenap keberanian akhirnya aku mengirim sebuah pesan singkat kepada Ustadz ku,

“afwan ustadz, proses ane bagaimana kabarnya ya?”

“oh afwan akh syaiful, sebenarnya jawabannya udah ada sejak minggu kemarin, Cuma saya lupa menyampaikan, jadi akhwatnya belum bisa menerima ajakan menikah dari antum”

Gubrak!! Lupa?? Ah ada2 saja.. tuhkan ditolak..

Sedih? Ya iyalah, walau aku juga ga ngerti kenapa mesti sedih.. dan malam itu juga aku matikan HP ku, 
“sedang tidak ingin di ganggu!!”

Beberapa hari berikutnya, aku mendapatkan beberapa alasan kenapa aku di tolak.. ah tidak apa-apa deh.. aku membenarkan saja semuanya. Itung-itung sebagai bahan perbaikan. Dan setidaknya aku sudah mencoba, kalau di terima, Alhamdulillah.. kalau di tolak, Allahuakbar!! Dan dua kalimat itu (Alhamdulillah dan Allohuakbar) adalah kebaikan, dua-duanya adalah kalimat thoyyibah.
*****

Kita memandang seseorang pasti menggunakan sudut pandang yang berbeda-beda, ada yang suka dan ada yang tidak, wajar. Benarlah kata Aa’ Gym, “membuat SEMUA ORANG  menyukai kita adalah mustahil, maka sisakan ruang hati untuk selalu menerima tindakan buruk dan kritik dari orang lain”. Jangan menjadi kecil hanya karena kritikan dan penilaian seseorang, tetaplah berkarya!

Akhwat tadi menolak karena memandang ku dari satu sisi yang bagi dia itulah sisi yang tepat buat menilai seseorang, namun ada juga orang yang memandangku dari sisi lain lagi yang berbeda, dan tentu saja akan memberi penilaian berbeda untukku.

Kata Alloh “…wanita yang baik adalah untuk laki-laki baik-baik …” (QS An Nur ayat 26). Dan sekarang aku di tolak, maka aku lah yang belum baik, maka yuk memperbaiki diri.