Selasa, 08 November 2011

tikungan hidupku

memutuskan untuk jadi guru memang hal yang sangat dilemastis, guru yang saat ini dipandang sebelah mata dan susah dalam hal materi bukan sebuah pilihan ideal. tidak sedikit teman-teman yang heran dengan pilihan ini, "masa anak teknologi pangan kok jadi guru". ada juga yang mengatakan, "karena ga diterima kerja di mana-mana makanya jadi guru". ingin saya katakan kepada mereka "talk to my hand!!",hehe.. saya tidak peduli. biarkan mereka mau berkata apa, saya nyaman di sini, maka akan saya jalani maksimal. 

beginilah kehidupan, kita akan dihadapkan di persimpangan jalan dan harus memilih untuk menikung ke arah mana, terkadang tikungan yang kita pilih justru tidak sesuai dengan latar pendidikan kita, tidak sesuai dengan harapan orang tua, tidak sesuai dengan harapan teman-teman, dll. dan ketika kita sudah memilih tikungan yang akan kita lalui, maka kewajiban kita selanjutnya adalah melaksanakan kewajiban itu secara maksimal dan bertanggung jawab, bukan meratapi nasib dan menyesal berkepanjangan. kasihan tuh orang..

dan inilah pilihan hidup ku, masuk ke Sekolah Guru Ekselensia Indonesia, sebuah program dari makmal Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa. sebuah sekolah yang mendidik sarjana-sarjana muda selama 6 bulan untuk kemudian dikirim ke daerah marginal, terluar, dan perbatasan. seperti zaman dahulu ketika banyak mahasiswa yang juga mengajarkan baca tulis kepada masyarakat daerah terpencil. hasilnya luar biasa. tujuan dari program ini adalah menciptakan guru yang berkarakter dan berjiwa pemimpin. selain menjadi guru, kami juga akan diarahkan untuk menjadi trainer guru, mengasikkan dan menantang sekali sepertinya. 

kini, sudah hampir 2 bulan saya di sini, di SGEI angkatan 3. berkumpul dengan 31 orang aneh dan 'abnormal'. abnormal, karena jarang sekali ada pemuda yang mau ikut ke program seperti ini, yang sudah tidak memikirkan dirinya lagi, sudah berani memikirkan orang lain dan berbuat sedikit yang bermanfaat. di saat pemuda-pemuda lain masih sibuk dengan hura-hura, bersenang-senang, kami malah di jejeli kuliah pendidikan yang padat, di tambah lagi program asrama yang sudah bisa dipastikan mengambil semua waktu luang kami. bahkan weekend yang ingin kami gunakan untuk sekedar bersantai, terkadang harus hangus hilang karena ada acara insidental. menyesal?? ingin menyerah?? saya yakin dengan sangat, kami akan katakan dengan tegas "TIDAK!!! KAMI TIDAK AKAN MENYERAH"

saya sangat senang dan bersyukur berada di sini, berkumpul dengan 31 pemuda luar biasa dari 11 kota di Indonesia. semoga kalian juga tidak menyesal mengenal ku. 

have a great life!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar