Jumat, 08 Juli 2011

...bidadari ku...


Tulisan ini dibuat di Bogor, 26 Januari 2011

Pagi ini aku masih tak percaya dengan segala yang terjadi di hari kemarin, Selasa 25 Januari 2011. Kejadian yang luar biasa dan jelas sekali terasa ada tangan-tangan tak terlihat yang sangat membantu ku, semoga selembar kisah ini bisa memacu semangat temen-temen yang membaca. Ini note lumayan panjang, semoga selesai membacanya, bagus banget, sumpah!! (hehe...)

***

Pagi itu, aku memang sudah Janji dengan dosen pembimbing untuk koreksi akhir skripsi ku, maka ku niatkan datang ke SEAFAST (Southeast Asian Food Agricultural Science and Technology) lebih awal, jam 07.30 WIB, dosen pembimbing ku memang terkenal dengan kesibukan dan perfeksionisnya, maka aku harus bisa menyesuaikan jika janji ketemu dengan beliau. Dari beliau aku banyak belajar, pernah suatu ketika aku di marah habis-habisan karena lupa dan tidak membiasakan mengucapkan kata ‘InsyaAllah’ ketika membuat janji dengan beliau.

Pagi itu, beliau datang lebih pagi dari biasanya, jam 07.50 WIB beliau tiba di SEAFAST maka aku pun langsung menemuinya. Menyerahkan revisi skripsi ku, beliau melihat-lihat dan membacanya sebentar, terutama di bagian yang di koreksi oleh beliau sebelumnya,
“oke syaiful, ini sudah bisa di perbanyak dan di hard cover..” kata beliau
“baik bu..”
“kira-kira kalau saya minta tanda tangan ibu dulu di lembar pengesahan bisa atau tidak bu, agar saya bisa menyelesaikan pendaftaran wisuda secepatnya?” tanya ku penuh harap agar beliau mengiyakan.
“oh, gak bisa.. kamu harus hard cover dulu.. besok ketemu saya lagi pagi-pagi seperti ini”
“baik bu..” jawab ku pasrah.

            Wajah ini memang tidak bisa bohong, sumringah, skripsi akhirnya di ACC dan bisa segera diperbanyak. Alhamdulillah. Di luar ruangan aku menemui adik ku yang kebetulan sedang magang di SEAFAST, aku meminta doanya agar aku bisa segera menyelesaikan skripsi ini.
            Aku buru-buru dan harus segera keluar, ke Bara (nama jalan, tempatnya mahasiswa IPB menghabiskan sebagian uangnya, bisa dikatakan bahwa Bara adalah pusat kegiatan perekonomian di daerah kampus IPB). Langkah awal yang ku lakukan adalah survei harga jilid hard cover skripsi,
“15rb mas, besok baru bisa diambil..”
“Kalau sore ini jadi, bisa tidak?” tanya ku
“bisa, tapi harga nya 20rb.. 2 jam juga bisa jadi tapi harganya 25rb..” kata beliau..
“oke deh mas, saya tanya-tanya ke tempat lain dulu..”

Pindah ke fotokopian lain..

“15rb mas, ntar malam jadi..” kata beliau
“oke deh mas.. tapi saya harus ngeprint sebagian dulu yang berwarna..” aku langsung setuju.

Disinilah, awal semua keajaiban itu bermula, awal dari munculnya tangan-tangan maha dahsyat yang senantiasa membantuku seharian. Semua ada sebabnya, ya semua ada sebabnya. Tidak ada yang datang dengan Cuma-Cuma, semua ada sebabnya! Sekali lagi, semua ada sebabnya!! Maka kita mengenal hukum sunnatullah, bahwa semua kejadian di alam ini semua ada sebabnya!
           
HP ku bergetar, ada yang nelpon..
“ah, mengganggu saja..” pikirku sambil tetap melototin layar komputer, sedang ngeprint. Ku ambil HP ku dengan malas..

Umi Q memanggil..

“oh, mamak, kirain siapa..” pikirku
“Assalamu’alaikum mak, apa kabar? Ada apa?” tanya ku membuka percakapan, masih sambil melolotin layar komputer.
“uang 1.2 juta kemarin udah nyampe belum?” tanya beliau.
“wah, aku belum cek mak, insyaAllah nanti deh, sekarang belum sempet.. alhamdulillah skripsi ku udah di ACC sama dosen, sekarang mau ngejar buat ngurus-ngurus daftar wisuda Februari”
“yang daftar udah berapa sekarang?” tanya beliau
“kemarin udah 628 orang, kayak nya hari ini bakal rebutan daftar.. DOAKAN ya mak, semoga bisa dapat Februari..”
“insyaAllah, barusan aja mamak sholat dhuha juga doain kamu biar bisa wisuda Februari, biar Yudi (adikku yang sedang magang di SEAFAST) bisa ngeliat kamu wisuda”
“iya mak..”
“ya udah, ntar kalau uang nya udah di cek, sms ya..”
“iya mak..”
“Assalamu’alaikum..”
“wa’alaikumsalam”

Deg!!

Aku teringat sebuah nasihat dalam buku “ Tujuh Keajaiban Rezeki”nya Ippho Santosa, “Mintalah bantuan kepada dua bidadari” dalam hidupmu, inilah langkah awal yang harus dilakukan jika kita ingin mendapatkan keajaiban, ya dua bidadari! “ibu dan istri kita”, doa-doa mereka luar biasa dahsyat!! Buktikanlah!! Sekarang aku baru bisa meminta pada satu bidadari ku, wanita luar biasa, wanita yang pendidikan SD nya tidak selesai, wanita yang dalam pelukan nya aku tentram, yang senyumnya meneduhkan, wanita yang telah mengorbankan segalanya, buat ku dan saudaraku yang lain. Ibu, maafkan jika selama ini aku belum bisa membanggakanmu.

Entah kenapa, aku berubah pikiran drastis. Ada bisikan yang meminta untuk mempercepat penjilidan skripsi ku.
“mas, yang dua jam aja deh... berapa ya?” tanya ku kepada tukang fotokopian..
“20rb mas..”
“oke deh, deal..”
“tinggalin aja no HP nya mas, kalau udah kelar nanti saya sms.. insyaAllah jam 12an”
“sip..”

Aku kemudian menghubungi sahabatku, Rachmat Widyanto (Anto), lelaki kurus dan berambut keriting ini adalah sahabat yang aku banyak belajar darinya, belajar untuk saling membantu, untuk memudahkan urusan orang lain ketika orang itu meminta bantuan. Anto adalah orang yang tidak pernah mengatakan tidak ketika aku meminta bantuan nya, entah sudah berapa kali aku meminta bantuan nya. Kali ini, Anto pun mengiyakan saat aku meminta bantuan nya. Orang ini dahsyat!!

Singkatnya, jam 11 ternyata skripsi kelar. Dan sejak jam 11 itu, kaki ku tidak pernah berhenti melangkah hingga Ashar.

“syaiful makan dulu aja..” kata pegawai TU jurusan ku
“iya bu nanti dulu, sebentar lagi selesai nih..”

Bahkan ada penjual makanan yang tiba-tiba nyeletuk ketika aku lewat di depan nya
“mas ga capek ya?” tanya beliau heran ketika aku yang cacat ini dari tadi mondar mandir di depannya.
“capek mbak, sangat capek malah..“ jawab ku sekenanya, karena memang masih banyak yang harus dikerjakan.

Jam 3an sore, semua kelar. Sekarang harus ke rektorat, tahap akhir untuk dapat no urut wisuda. Baju ku sudah basah kuyup oleh keringat, kaki kiri ku, satu-satunya tumpuan sudah sangat lelah. Luar biasa lelah.

“to, antum duluan aja, bawain berkas-berkas ane ke rektorat, daftarin dulu.. ane kan ga bisa jalan lebih cepat lagi, takut quota wisuda 800 itu penuh”
“oke..”
Anto langsung membawa berkas ku dan berlari ke rektorat.

            Di tengah jalan, aku bertemu temen ku, mishbah, jurusan Fisika.
“ente udah daftar wisuda mish? Udah berapa sekarang yang daftar?”
“udah penuh pul, ane ga dapet Februari..”

Deg!!

Ya Allah, batinku basah, menangis, sedih, ingin teriak, ingin marah, capek luar biasa. Ya Allah.. sia-sia kah perjuangan ku hari ini untuk bisa sekedar wisuda Februari? Sia-siakah perjuangan ku hari ini untuk sekedar membahagiakan wanita yang telah mengorbankan segalanya? Sia-siakah??

“ente pulang aja pul, udah penuh.. ane aja di suruh daftar besok untuk wisuda Mei..” suara mishbah membuyarkan lamunan ku.
“ane mau ketemu temen dulu di rektorat..”

Hati ini masih basah, banjir mungkin. Sudah penuh quota itu, pupus semuanya. Capek yang kurasakan menjadi semakin luar biasa dahsyat! Ya Allah..

Dari kejauhan aku melihat Anto, ku lambaikan tangan isyarat semua nya telah berakhir. Tapi Anto tidak membalas, mungkin tidak melihat. Ia sibuk dengan HP nya.

HP q bergetar, one message!!
Read..

“antum harus bersyukur akh, an juga. Alhamdulillah..” sms ini begitu singkat, dari Anto!

Allahuakbar!! Batin basah ini berteriak, apa maksudnya? Berhasilkah aku masuk daftar wisuda Februari? Bukankah mishbah bilang sudah penuh? Ah, aku tidak mau banyak berharap lagi. Aku percepat langkah ini ke arah Anto.

“mana berkas fotokopian antum, masih ada yang kurang nih..” kata Anto
“ane dapat Februari to?” tanya ku hampir tak percaya, ya! Aku belum percaya. Mishbah mengatakan quota penuh.
“iya, nih no urut antum”

794!!

Allahu akbar, aku hampir menangis, bahagia. Luar biasa bahagia.

“mana fotonya mas” tanya pegawai rektorat itu, bapak penjaga itu berdua. Terlihat wajah mereka iba melihatku, baju ku basah kuyup oleh keringat. Karena memang dari jam 11 tidak berhenti melangkah kesana kemari. Bahkan makan siang saja aku belum sempat, tidak lapar. Belum terasa.

Selesai! Sekarang capek ini terbayar manis sekali. Aku, Anto, dan adikku Yudi, jalan hendak pulang, terlihat seorang wanita menangis di rektorat, ia tidak masuk wisuda Februari, quota penuh. Ah, kasian dia, pasti ia juga merasakan kelelahan yang juga luar biasa, pasti ia juga telah menghabiskan banyak biaya untuk perjuangan ini, untuk hanya mendapatkan satu quota saja.

***


Sahabat, selalu mintalah bantuan kepada kedua bidadari kita, mintalah doanya, mintalah keridhoaan nya, kita semua tau bahwa Allah pasti meridhoi kita jika orang tua kita ridho. Tanpa mengesampingkan sang ayah, tapi memang rasulullah mengatakan,

“ibu mu.. ibu mu.. ibu mu.. bapak mu”

Ibu kita, tersebut 3 kali.. ah, kalian sudah tau semua apa maksud nya!

...Senar kehidupan kita masih terus bergetar, mari kita getarkan seharmoni mungkin agar nada dan irama yang ditimbulkan menjadi merdu dan indah...

Selamat berjuang, semoga bermanfaat!
Tulisan ini juga sebagai ucapan terimakasih yang luar biasa buat sahabat ku, Rachmat widyanto.

4 komentar: